Jumat, 18 November 2011

Honda CB750 Motor Canggih dengan "Airbag" dan Layar "OLED"



Pada era 1970-an Honda CB 100 cc dan 125 cc pernah meramaikan pasar Indonesia. Namun, sangat disayangnya tidak ada penerusnya.
Tapi sekarang, desainer Igor Chack menyodorkan konsep generasi CB yang dinamakan CB750 dengan bentuk cukup menarik, penuh sudut tajam, tapi motor ini sangat aerodinamis.
Selain itu, motor model sport ini memiliki teknologi canggih dan diharapkan bisa dimiliki para cafe racer pada 2015. (bentar lagi gan, tapi kalo kebeli. hehehe....)
Kerangka dan bodi CB750 terdiri dari bahan serat karbon, aluminium, dan beberapa komponen titanium.
Memiliki kapasitas mesin 750 cc (sesuai dengan namanya CB750) empat silinder dilengkapi liquid hydrogen, tapi jangan salah gan, walaupun CC gede, tapi motor ini diklaim hemat bahan bakar ! Mantap !
Mesin ini digabung dengan transmisi kopling ganda enam percepatan yang dikontrol secara elektronik. Untuk persediaan bahan bakar dan saat berkendara disediakan pilihan tiga mode, yakni standar, ekonomi, dan sport.
CB750 ini dilengkapi traksi kontrol, rem ABS, dan damper kemudi. Tak cuma itu, untuk menjamin keselamatan pengendara, motor ini diberi airbag.
Yang lebih menarik, terdapat layar "OLED" model sentuh di ujung tangki bahan bakar, tepatnya di depan setang.
Di layar "OLED" tersebut terdapat sistem navigasi yang dihubungkan ke Wi-Fi dan koneksi 3G, serta memiliki indikator penunjuk kecepatan digital dan putaran mesin analog.
Penutup mesinnya terbuat dari bahan baja, sedangkan jok merupakan bagian dari kerangka dan mampu menahan beban sampai 300 pound. Menurut Igor, dari suspensi hingga mesin bisa disesuaikan secara elektronik.
Foto-foto :






Sumber: Diseno-Art

Bali Kembali di Guncang Gempa 5,3 SR


Gempa yang terjadi tidak berpotensi tsunami.


Gempa kembali mengguncang Nusa Dua, Bali. Gempa berkekuatan 5,3 skala Richter terjadi pada pukul 19.23 WIB, Jumat 18 November 2011. 

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, lokasi gempa terjadi di 10.75 LS-113.69 BT.
Pusat gempa terjadi 275 kilometer (km) Barat Daya Nusa Dua, Bali, 279 km Barat Daya Kuta Bali, 283 km Barat Daya Tanahlot Bali, 286 km Barat Daya Jember Jatim, dan 916 km Tenggara Jakarta. Gempa tidak berpotensi tsunami. (art)
• VIVAnews

Kamis, 17 November 2011

Pro Kontra Bangunan Melebihi 15 Meter di Bali



Pelaksanaan Perda Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bali tetap saja akan ada aturan baru menindaklanjuti beberapa pasal yang selama ini menjadi pro dan kontra. Salah satunya adalah persoalan ketinggian bangunan akan diatur dengan Perda tersendiri bernama Perda Zonasi. Hasil pembahasan lanjutan Penyempurnaan Perda RTRW Provinsi Bali oleh Pansus Penyempurna Perda RTRW Rabu (16/11) di Gedung DPRD Bali, Pansus tetap komitmen mengatur ketinggian bangunan dengan zona- zona.

Pembahasan pasal-pasal kemarin, kembali dilakukan Pansus dengan Eksekutif melibatkan jajaran anggota Pansus Penyempurna RTRW. Soal ketinggian bangunan paling alot pembahasan dalam hearing yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Bali Ketut Suwandhi, didampingi Ketua Pansus dan Sekretaris Pansus, Wayan Disel Astawa dan Cokorda Raka Kertyahasa Sukawati. Sebab ketinggian bangunan masih terjadi pro dan kontra. Bahkan soal pengaturan ketinggian bangunan yang nantinya ditoleransi melebihi 15 meter masih jadi perdebatan. Karena kalau dibatasi ketinggian bangunan dalam aturan yang saklek alih fungsi lahan akan terus terjadi. Sebab pemukiman penduduk di Bali melebar alias horizontal.

Informasi yang dihimpun NusaBali, ketinggian bangunan yang ditoleransi melebihi 15 meter ini harus ada dasarnya. Namun Pansus mengatakan tetap akan diatur dengan perda zonasi.

Sekretaris Pansus Penyempurna Perda RTRW, Cok Kerthayasa usai rapat mengatakan, soal ketinggian bangunan, kabupaten dan kota yang akan diberikan mengatur zona-zonanya. “Namanya Perda Zonasi, tetapi perda ini tetap nanti akan mengacu kepada Perda Provinsi. Perda di Provinsi ini kan sifatnya arahan. Sehingga implementasinya nanti ada di kabupaten,” ujar tokoh Puri Ubud Gianyar ini.

Apakah semua akan lepas begitu saja 15 meter? “Ada yang 15 meter, ada juga kurang dari 15 meter. Kalau lokasinya dekat dengan pura atau pemukiman warga desa pakraman tidak diperbolehkan, namun tidak saklek. Tergantung dengan lokasi,” ungkap Cok Kerthayasa.

Menurut mantan Ketua DPD II Golkar Gianyar ini, tergantung lokasi yang dimaksud, misalnya, wilayah Kuta. Kalau memang diperbolehkan membangun dengan bangunan 15 meter atau lebih, maka harus ada persyaratannya. Misalnya ruang terbukanya harus lebih banyak. “Bisa 30 persen harus ada green space atau lebih luas bisa akan lebih bagus,” tegas Cok Kerthyasa. Sementara soal ketinggian bangunan ini, aktivis WALHI yang mantan Ketua WALHI Sri Widianti alias Aik, secara terpisah, mengatakan, dasar hukum ketinggian bangunan 15 meter atau lebih harus ada tolok ukur. “Apa dasarnya? Kan sudah ada Perda RTRW itu, kalau dipaksakan seperti keinginan kabupaten dan kota, ini mengarah ke perbutan melawan hukum. Laksanakan dulu perda yang ada,” tegas Sri Widianti.

“Sekarang ini jalur hijau tetap saja habis. Ya, karena pelanggaran- pelanggaran di kabupaten kota itu tidak dihentikan. Sudah jalur hijau, masih dibabat untuk dibeton untuk pemukiman. Tegakkan aturan dulu. Apakah dengan pembangunan dengan 15 meter ke atas lahan dijamin tidak akan habis. Saya takutnya lahan pertanian tetap beralih fungsi, sementara bangunan dengan ketinggian 15 meter tetap banyak,” ujar Sri Widianti. 7 nat

Bali di Guncang Gempa 6,5 SR


Gempa berkekuatan 6,8 skala richter mengguncang Pulau Dewata. Gempa besar itu berpusat di kedalaman 10 kilometer dari permukaan laut. 


Informasi yang dilansir Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa gempa berkekuatan 6,8 SR terjadi sekitar pukul 10.16 WIB di Nusa Dua, Bali, Kamis 13 Oktober 2011. 

Episentrum gempa diketahui berada di lokasi 9.89 Lintang Selatan dan 114.53 Bujur Timur. Pusat gempa berada pada jarak 143 kilometer arah Barat Daya, Nusa Dua, Bali.

Belum diketahui adanya data korban jiwa, kerusakan atau korban luka akibat gempa ini. Juga belum ada informasi akan adanya gelombang tsunami atau tidak.
Tanggal 10 Maret 2011 lalu,  Bali juga pernah dilanda gempa.  Skalanya saat itu 6,6  Skala Ricther. Gempa pada Maret lalu itu  membuat sejumlah wisatawan panik. Getaran gempa saat itu  terasa hampir satu menit.

"Tidur seperti digoyang-goyang," kata Nur Farida Ahniar, wartawan VIVAnews.com yang tengah berada di kawasan Nusa Dua, Bali, Jumat, 10 Maret 2011 dini hari. Nur mengisahkan bahwa sesudah bangun, ia melihat
 kaca-kaca di kamar hotel bergetar.

Lemari kayu  berbunyi derit. Sejumlah penghuni hotel juga berlari keluar. Namun, setelah getaran hilang, mereka segera masuk kembali ke hotel.

• VIVAnews